
TUGAS INDIVIDU
MASYARAKAT
DAN KETERTIBANNYA
dan
HUKUM
SEBAGAI SISTEM PERATURAN
(Prof.Dr.Sacipto
Rahardjo.SH.)
Untuk
Memenuhi Tugas Harian
Mata
Kuliah : Pengantar Ilmu Hukum
Dosen
Pengampu: Indah Sri Utari Rindia Fanny K.
Oleh:
Rudi
Hartono : 8111410174
ILMU HUKUM
FAKULTAS HUKUM
UNIERSITAS NEGERI SEMARANG

PENGANTAR
Dalam
ringkasan berikut ini mengenai mengkritik buku dari Prof.Dr.Sacipto
Rahardjo.SH. dari bab.III.“Masyarakat Sebagai Sistem Peraturan” dan bab.IV. ”Hukum
Sabagai Sistem Peraturan”,bahwa hukum merupakan salah satu dari beberapa
lembaga dalam masyarakat dan negara pada umumnya, yang menciptakan
ketertiban.Pada suatu daerah kita mengenal dengan istilah hukum adat, dalam
hukum ini biasanya digunakan didalam suatu daerah yang masih erat dengan
kebudayaan daerah tersebut,melainkan dengan hukum tertulis, segi positif dari
hukum tertulis yaitu hukum yang mengatur keseluruhan dari pada suatu negara
meskipun kadang masih banyak beberapa daerah yang masih tidak mengunakan hukum
tertulis di beberapa daerah Indonesia.
Di
dalam berbicara mengenai hukum kita tentu sering mendengar beberapa arti dari
hukum tersebut yang salah satunya dapat dudefiisikan bahwa hukum itu adalah
“aturan-aturan yang mengatur segala tindakan manusia yang bersifat memaksa”
tetapi meskipun demikian terkadang masih banyak diantara manusia yang masih
tidak menyadari tentang arti dari sebuah hukum,dengan demikian masih banyak
orang yang berbuat kejahatan yang pada akhirnya ia harus dihukum atas
kesalahannya.
Meskipun
didalam buku karangan prof.Dr.Sacipto Rahardjo.SH dijelaskan mengenai
“Masyarakat dan ketertibannya” tentunya yang dimaksud untuk menertibkan
masyarakat dengan aturan-aturan yang bersifat memaksa tetapi menurut saya hukum
bukanlah salah satu dari beberapa aturan-aturan yang mengatur setiap tindakan
manusia tetapi lebih tepat hukum adalah istilah dari sanksi yang akan diterima
oleh setiap manusia yang berbuat kesalahan.
Berdasarkan
pegalaman yang telah saya dapatkan dari beberapa orang yang mendapat sanksi
atau hukuman atas kesalahannya ternyata hukuman tersebut tidaklah adil untuk
setiap kesalahan ada beberapa orang yang terpaksa berbuat kejahatan atau
mencuri untuk kelangsungan hidupnya hukumannya tidaklah adil dibandingkan
dengan kesalahan yang telah dilakukan
oleh para pejabat-pejabat bangsa.
Di
satu sisi kita sering mendengar bahwa
ada orang yang mencuri sepotong makanan demi kelangsungan hidupnya ia harus rela dihukum hingga bertahun-tahun,tetapi
apabila ada pejabat tinggi yang mungkin sudah banyak dikenal oleh orang-orang
tinggi melakukan tindakan korupsi paling ia mendaptkan hukuman beberapa bulan.
Dengan
realita semacam ini bisa disimpulkan bahwa hukum khususnya di Indonesia hanyalah
seperti “pisau, yang tajam kebawah tetapi tumpul keatas” dengan kata lain
apabila ada pejabat tinggi yang melakukan kesalahan kalopun harus dihukum ia
Cuma mendapat hukuman ringan,tetapi apabila ada orang miskin yang tanpa jabatan
melakukan kesalahan ia harus rela jadi bulan-bulannan para pejabat tinggi yang
mencoba berbuat keadilan dengan menjatuhkan hukuman yang seberat-beratnya.
Dengan realita seperti ini perlulah ditingkatkan moral suatu bangsa.
Apabila
kita mencoba meniru hukumman atas kesalahan yang dilakukan di negeri timur
tengah seperti pada arab Saudi,mekah maupun madinah yang mengunakan hukum islam
seperti apabila ada orang yang mencuri harus dipotong tangan kanannya dan
apabila mencuri lagi harus dipotong tangan kirinya, atau dikenakan hukuman
rajam pada orang yang melakukan perselingkuhan atau zina mungkin tindakan orang
Indonesia bisa lebih hati-hati dan bisa kondusif.
Memang
negara Indonesia bukanlah negara islam tetapi sebagian besar masyarakatnya
menganut agama islam tetapi meskipun demikian masih banyak kesalahan yang
dilakukan oleh setiap orang Indonesia ,maka dengan itu saya mencoba menekankan
pada pendidikan moral suatu bangsa harus bisa lebih ditingkatkan,didalam buku
karangan prof.Dr.Sacipto Rahardjo.SH didalamnya hanyalah disebutkan beberapa
pengertian dari hukum menurut beberapi pakar hukum.
Dan
dalam bukunya yang membahas mengenai “hukum sebagai system peraturan”
didalamnya juga tidak dijelaskan secara mendetil tentang siapa yang harus
diatur dan siapa yang harus mengatur.Di dalam bab tersebut berisikan beberapa
norma-norma hukum antara lain norma
kultur,norma sebagai perintah dan penilaian,norma hukum dan peraturan
hukum,peraturan hukum dan peristiwa hukum,akibat hukum,dasar hukum,hubungan
hukum dan beberapa pengertian mengenai norma-norma tersebut.
Didalam
bab tersebut juga masih kurang tentang adanya apa-apa yang benar dan harus
dilakukan oleh manusia, dan apa-apa yang sebaiknya ditingalkan oleh manusia
tentang hal-hal yang salah dan sebaiknya harus ditingalkan olehnya. Dalam buku
tersebut dijelaskan bahwa norma adalah sarana yang dipakai oleh masyarakat
untuk menertibkan,menuntut dan mengarahkan tingkah laku manusia didalam
bermasyarakat, tetapi juga tidak dijelaskan mengenai sanksi yang harus
diterapkan dan ditegakkan untuk bisa mencapai kesuksesan tersebut. Aturan
tersebut tentunya erat kaitanya dengan hukum yang pada awal kita tahu bahwa
hukum itu adalah aturan yang bersifat memaksa maka dengan demikian banyak
diantara para ahli hukum mencirikan bahwa hal tersebut hanyalah “perintah yang
didukung oleh ancaman paksaan” (Raz, 1973; Hart, 1972; Kelsen, 1957).
Adanya aturan tersebut maka dengan kata
lain, adanya perintah dengan ancaman kekerasan yang ditujukan kepada siapa saja
yang menjadi sasaran perintah itu.
Sesungguhnya
norma-norma penilaian itu oleh hukum diwujudkan dalam petunjuk tingkah laku.
Atas dasar ini maka norma hukum itu bisa disebut sebagai norma petunjuk tingkah
laku. Maka apabila ada orang yang melangar aturan-aturan tersebut disinilah hukum
bertindak tetapi cara tindakan hukum memberikan
sanksi adalah dengan paksaan maka bisa disebut juga hukum sebagai cara halus memberikan penganiayaan. Dalam
pengkritikan saya tentang buku dari prof.Dr.Sacipto Rahardjo.SH. saya ingin
sedikit menambahkan betapa pentingnya para penulis untuk bisa menambahkan
pengetahuan tentang moralitas pada dirinya karena secara tidak langsung apabila
karangan-karangan dari para penulis yang
mengandung kebaikan bermoral dan beberapa perilaku-perilaku yang baik menurut
ajaran agama dibaca dan dipahami oleh para konsumen buku maka secara langsung
pembaca bisa mengerti dan mehami betapa penting mengunakan akhlak yang baik
didalam kehidupan bermasyarakat, sehingga dapat tercipta insan-insan dan
generasi-generasi yang bermoral baik didalam suatu masyarakat. (Rudi,2010)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar