
ANALISIS
ILMU HUKUM
“KONTEKS ILMU SUATU
ORIENTASI”
TUGAS INDIVIDU
Untuk Memenuhi Tugas
Harian
Mata Kuliah Pengantar
Ilmu Hukum
Dosen Pengampu: Indah
Sri Utari Rindia Fanny K.
Oleh:
Rudi Hartono :
8111410174
PROGRAM STUDI : ILMU HUKUM,S1
FAKULTAS : FAKULTAS
HUKUM
2012
PENGANTAR
Ilmu hukum mencakup dan
membicarakan segala hal yang berhubungan dengan hukum. Demikian luasnya masalah
yang dicakup oleh ilmu ini,sehungga sempat memancing pendapat orang untuk
mengatakan,bahwa “Batas-batasnya tidak ditentukan’’ (Curzon,1979:v).Dalam
bahasa inggris ia disebut jurisprudence.
ISI
Sebagaimana
halnya dengan setiap cabang ilmu,maka ilmu hukum ini juga mempunyai objeknya
sendiri,yaitu : hukumnya soalnya,apakah yang ingin kita lakukan terhadap objek
ini.Pernyata’aan ini sudah menyangkut tujuan dari ilmu ini sendiri . Apabila
jawabanya adalah untuk memperoleh pengetahuan tentang segala hal dan semua
seluk-beluk mengenai hukum ini ,maka ruang lingkup dari ini memang menjadi
sangat luas.Berikut ini dicoba untuk menyusun suatu daftar masalah yang biasa
dimasukan kedalam tujuan untuk
mempelajari hukum secara demikian ini, yaitu :
1.Mempelajari azaz-azaz hukum yang pokok.
2.Mempelajari sistem formal hukum.
3.Mempelajari konsepsi-konsepsi hokum dan arti fungsionalnya
dalam masyarakat.
Daftar
diatas menunjukan betapa luasnya permasalahan yang bisa dibicarakan dalam ilmu
hukum itu. Selanjutnya, tampak betapa pentingnya pula pembicaraan mengenai
hokum dalam konteks kesejarahan dan dengan demikian menunjukkan ,bahwa ada
kaitan yang erat antara ilmu hukum dengan sejarah. Ilmu hukum itu tidak
mempersoalkan suatu tatanan hokum tertentu yang kebetulan berlaku di suatu
negara. Objeknya disini adalah hukum sebagi suatu fenomen dalam kehidupan
manusia dimanapun di dunia ini dan dari masa kapan pun. Degan kata lain , hokum
disini dilihat sebagai fenomen universal, bukan lokal ataupun regional.
Setiap orang
bisa menggunakan metode mana saja sesuai dengan pilihannya, asal pilihan itu
diterapkan nya secara konsekuen. Kita bisa melihat hukum itu sebagai perwujudan
dari nilai-nilai tertentu. Kita juga bisa melihatnya sebagai norma-norma
abstrak dan akhirnya kita bisa juga melihatnya sebagai suatu alat yang di pakai untuk mengatur
masyarakat. Apabila kita memilih untuk melihat hokum sebagai perwujudan dari
nilai-nilai tertentu, maka pilihan tersebut akan membawa kita kepada metode yang
bersifat idealis. Salah satu pemikiran utama dalam hukum yang sudah
berjalan sejak berabad- abad lalu, adalah yang berusaha untuk memahami arti
dari keadilan. Inilah salah satu contoh dari metode idealis itu.
Untuk melihat
hukum sebagai suatu sistem peraturan-peraturan yang abstrak, maka perhatiannya
akan berpusat pada hukum sebagai suatu lembaga yang benar-benar otonom, yaitu
yang bisa kita bicarakan sebagai suatu subjek tersendiri, terlepas dari
kaitan-kaitannya debgan hal-hal diluar peraturan-peraturan tersebut.Sesuai
dengan cara pembahasan tang bersifat analitis, maka metode itu disebut juga
sebagai normatif analitis.
Dalam
hubungan dengan metode yang demikian itu, disini bisa dicatat, bahwa ia tidak
menghiraukan apakah hukum itu mewujudkan nilai-nilai tertentu atau apakah hukum
itu dituntut untuk mencapai tujuan serta sasaran tertentu.Bagi sebagian orang
yang memahami hukum sebagai alat untuk mengatur masyarakat, maka pilihannya
akan jatuh pada penggunaan metode sosiologis.Ilmu hukum mempunyai hakikat
interdisipliner.Hakikat ini digunakan dalam berbagai disiplin ilmu pengetahuan,
seperti politik , anthropologi ekonomi dan lain-lainnya .Anthropolgi, misalnnya
membantu menjelaskan tentang kerja dari hukum itu yang tidak dapat dilepaskan
dari keseluruhan kehidupan masyarakat sebagai satu kesatuan budaya,pengadilan
negara, misalnya untuk membantu menerangkan berbagai aspek yang berhubungan
dengan kehadiran hukum di masyarakat.Tetapi aspek dari hukum ternyata tidak
dapat dijelaskan dengan baik tanpa memanfaatkan disiplin-disiplin ilmu
pengetahuan.Pengadilan negara itu hanyalah salah satu bentuk eksperimentasi
cultural suatu bangsa dalam menyelesaikan sengketa-senketa di antara
anggota-anggota masyarakat.Anthropologi juga menunjukkan akar-akar
sosio-kultural berbagi lembaga hukum yang ada dalam masyarakat, dengan
menunjukkan bahwa lembaga-lembaga itu bukan jatuh dari langit atau merupakan
ciptaan manusia begitu saja.Ia mencoba menjelaskan, betapa jual beli itu
berakar pada kebiasaan untuk melakukan tukar-menukar dalam masyarakat dengan
kata lain barter.
Teori
hukum membahas hukum sedikit banyak juga dari pertanyaan-pertanyaan seperti
itu, seperti dikatakan oleh Radbruch, tugas teori hukum adalah “the
classification of legal values and postulates up to their philosophical
foundation”.Teori hukum ini memikirkan tentang hukum sampai jauh ke latar belakang
hubungannya dengan konsepsi tentang manusia, tentang hubungan antara manusia
dengan manusia dan manusia dengan lingkungannya.Oleh karena itu seperti
dikatakan oleh Radbruch, teori hukum mengambil sebagai basisnya nilai-nilai
serta postulat-postulat hukum dan bukan peraturan-peraturan hukum.Maka tidaklah
mengherankan, bahwa buku-buku tentang teori hukum, seperti “Legal Theory” dari
W.Friedmann, yang berisi tentang perkembagan pemikiran hukum yang demikian itu
dari masa ke masa.Seperti dikatakan oleh Friedmann sendiri, bukunya merupakan
“an attempt to give an analysis of these philosophical, political and other
non-juristic premises of legal theory”. (Friedmann, 1953 : 4).
Ilmu
hukum ini dikenal jurisprudence,yang berasal dari kata jus,juris,(hukum atau hak);prudence
berarti melihat kedepan atau mempunyai keahlian.dngan demikian arti
keseluruhannya adalah ilmu yang mempelajari hukum.Sekalipun diawal telah
terperinci masalah-masalah yang dibicarakan oleh ilmu hukum,tetapi tentulah
masih banyak sekali pendapat-pendapat yang berasal dari tokoh-tokoh hukum
terkemuka dari berbagai negara tentang apa sesunguhnya ilmu hukum itu
(Curson,1979:7):
Tidak ada komentar:
Posting Komentar